Monday, June 6, 2011

Ibnu Sina (980-1037)

Ibnu Sina (980-1037)

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Karya Ibnu Sina, fisikawan terbesar Persia abad pertengahan , memainkan peranan penting pada Pembangunan kembali Eropa. Ibnu Sina, Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سينا Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا) sering dilatinkan Ibnu Sina adalah seorang Persia, fisikawan, filosofis, dan ilmuwan yang lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Beliau merupakan  pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” karyanyanya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb). Buku ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab Al-Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam. Kitab ini pernah menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas Eropa.

Awal Kehidupan
Kehidupannyan dikenal lewat sumber – sumber berkuasa. Suatu autobiografi membahas tiga puluh tahun pertama kehidupannya, dan sisanya didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani, yang juga sekretarisnya dan temannya.
Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afghanistan (dan juga Persia). Dia menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara.
Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, yang mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14 tahun.
Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera membuatnya menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.
Meskipun bermasalah besar pada masalah – masalah metafisika dan pada beberapa tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan meninggalkan buku – bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus sholat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan – kesulitannya. Pada larut malam dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata – katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di suatu bookstall seharga tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan, yang dibuat dengan bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang miskin.
Anatomi Tubuh Manusia buatan Ibnu Sina
Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode – metode baru dari perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa “Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat – obat yang sesuai.” Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.
Pekerjaan pertamanya menjadi fisikawan untuk emir, yang diobatinya dari suatu penyakit yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal tersebut dengan memberinya akses ke perpustakaan raja Samanids, pendukung pendidikan dan ilmu. Ketika perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh – musuh Ibnu Sina menuduh din oa yang membakarnya, dengan tujuan untuk menyembunyikan sumber pengetahuannya. Sementara itu, Ibnu Sina membantu ayahnya dalam pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk menulis beberapa karya paling awalnya.
Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal.Samanid dynasty menuju keruntuhannya pada Desember 1004. Ibnu Sina menolak pemberian Mahmud of Ghazni, dan menuju kearah Barat ke Urgench di Uzbekistan modern, dimana vizier, dianggap sebagai teman seperguruan, memberinya gaji kecil bulanan. Tetapi gajinya kecil, sehingga Ibnu Sina mengembara dari satu tempat ke tempat lain melalui distrik Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan, mencari suatu opening untuk bakat – bakatnya. Shams al-Ma’äli Qäbtis, sang dermawan pengatur Dailam, seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibn Sina mengharapkan menemukan tempat berlindung, dimana sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang memberontak. Ibnu Sina sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat Laut Kaspi, Ibnu Sina bertamu dengan seorang teman, yang membeli sebuah ruman didekat rumahnya sendiri idmana Ibnu Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina ditulis untuk orang ini ; dan permulaan dari buku Canon of Medicine juga dikerjakan sewaktu dia tinggal di Hyrcania.
Patung Ibnu Sina di Dushanbe Tajikistan
Ibnu Sina wafat pada tahun 428 hijriyah pada usia 58 tahun. Beliau pergi setelah menyumbangkan banyak hal kepada khazanah keilmuan umat manusia dan namanya akan selalu dikenang sepanjang sejarah. Ibnu Sina adalah contoh dari peradaban besar Iran di zamannya.


Fakta-fakta Mengenai Ibnu Sina
1.      Ibnu Sina telah hafal Qur’an di usia 7 tahun. Ia juga telah memahami metafisika dan semua filsafat Aristoteles di umur 8 tahun (kalo di kita sekitar kelas 3 SD…). Di usia ini ia telah berinisiatif sendiri membeli buku tafsir metafisika Aristoteles karya Al-Farabi seharga 3 dirham. Buku itu sangat mempengaruhi hidupnya.
2.      Ibnu Sina telah membahas kanker, tumor, diabetes, dan efek placebo pada masterpiece-nya Canon of  Medicine. Ia sendiri telah membahas tentang bedah tumor. Teorinya tentang cara penularan TBC sempat ditolak di Barat selama ratusan tahun, namun pada akhirnya diterima kebenarannya setelah mikroskop ditemukan. Demikian pula tentang efek placebo, baru diterima kebenarannya di Barat pada tahun 1960-an. Ia juga telah menyatakan dalam Canon tentang manfaat olahraga untuk menjaga kesehatan.
3.      Uji klinis, experimental medicine, uji efektivitas obat, risk factor analysis, adalah beberapa kontribusi Ibnu Sina di bidang farmakologi klinis. Sebelum uji klinis dan kaidah-kaidahnya ditemukan , sebenarnya pada masa Islam obat-obatan dicobakan pada hewan seperti kera, singa, tikus, dan kuda untuk melalui uji kelayakan beredar.
4.      Ibnu Sina adalah pelopor psikofisiologi, psikosomatik, danneuropsikiatri. Ketertarikan ini membuatnya menulis banyak jurnal tentang psikologi dan psikiatri, jauh sebelum Carl Jung dan Sigmund Freud. Beberapa penyakit yang ia bahas di antaranya meliputi halusinasi, insomnia, mania, dementia, dan vertigo.
5.      Ibnu Sina sangat percaya bahwa pikiran manusia dapat mempengaruhi kondisi fisiknya. Ia bahkan pernah berpesan pada murid-muridnya, “jangan pernah katakan kepada pasien kalau penyakit mereka tidak bisa diobati. Karena sesungguhnya sugesti kalian juga adalah obat bagi pasien”.
6.      Di bidang fisika, Ibnu Sina adalah penemu termometer dan ia selalu menggunakan alat itu di setiap penelitiannya untuk mengukur suhu udara sekitar.
7.      Di bidang kimia, Ibnu Sina menemukan teknik destilasi uap untuk mengekstrak minyak atsiri dari herbal dan rempah-rempah. Ia juga menemukan referigerated coil untuk mengkondensasikan uap aromatik, yang merupakan terobosan dalam teknologi destilasi.
8.      Ibnu Sina dianggap sebagai pelopor aromaterapi. Salah satu buku kimianya yang paling berpengaruh adalah Liber Aboali Abincine de Anima in Arte Alchemiae.
9.      Di bidang mekanika, Ibnu Sina telah menjelaskan teori momentum daninersia. Dalam percobaannya mengenai penembakan proyektil, ia telah menjelaskan pengaruh gravitasi, gaya awal, dan gesekan proyektil terhadap udara. Teori ini kemudian menginspirasi hukum kedua Newton.
10.  Ribuan tahun sebelum fisika kuantum lahir, Ibnu Sina telah menjelaskan kecepatan cahaya dan sifat partikel/gelombang cahaya. Ia juga telah menguraikan bahwa semua materi di alam ini tersusun dari paket-paket energi (quanta)—yang kemudian menjadi salah satu fondasi fisika kuantum ribuan tahun kemudian.
11.  Kalau kita membaca buku-buku motivasi diri dan ESQ tentang kekuatan alam bawah sadar, Ibnu Sina sebenarnya telah mengungkapkan Creative Mind sebagai kekuatan terbesar tersembunyi dalam diri manusia. Dia juga menulis tentang The Power of Self dan pentingnya autosugesti untuk penyembuhan dan peningkatan diri. Salah satu karya reflektifnya, “The Floating Man”, mengajak pembacanya untuk merenung tentang self-awareness ini. Salah satu ilmuwan barat yang terinspirasi dengan faham ini adalah Vincent Descartes sehingga lahir ucapannya yang terkenal, “aku berpikir maka aku ada”. Karya-karya Ibnu Sina tentang self-awareness ini pada akhirnya menginspirasi lahirnya tulisan-tulisan motivasi diri di Barat, seperti As A Man Thinketh.
12.  Di bidang metafisika, Ibnu Sina telah menyatakan bahwa manusia dapat menciptakan kejadian dalam hidupnya dengan energi pikirannya ditambah emosi kuat yang menyertainya (mirip The Secret, believe it or not). Ia juga menyatakan Tuhan sebagai sumber segala energi di alam semesta. Gara-gara pernyataan ini, sejumlah filsuf dan ahli fiqh mendebat Ibnu Sina dan menuduhnya kufur. Namun Ibnu Sina menjawab “semua keberadaan energi ini adalah karena kehendak Allah. Apabila Ia berkehendak maka energi demikian bisa Ia musnahkan pula” . Apakah ini berarti Ibnu Sina juga bapak law of attraction?
13.  Kalau Anda pernah memakai Rancangan Acak Kelompok atau Rancangan Acak Lengkap dalam melakukan penelitian atau menyusun skripsi, sebenarnya tanpa sadar Anda telah menggunakan salah satu temuan Ibnu Sina.
14.  Di bidang engineering, Ibnu Sina merangkum dalam bukunya Mi’yar al-‘Aql (Measure of the Mind) klasifikasi mesin sederhana dan kombinasinya, seperti lever, pulley, screw, wedge, dan windlass (saya gak tau transletnya, soalnya istilah baku enginering hihihi). Ia menjelaskan semua mekanisme gaya dari alat-alat ini.
15.  Pengobatan dengan lintah yang populer pada abad-18 di Eropa, sebenarnya adalah temuan Ibnu Sina.
16.  Ibnu Sina menemukan peredaran darah manusia dan anatominya, 600 tahun lebih sebelum
17.  William Harvey.
18.  Ibnu Sina adalah founding father Rumah Sakit Jiwa. Di samping  dokter, dosen, dan filsuf, ia juga adalah seorang psikiater. Pada saat itu, di Eropa orang-orang gila masih dibakar hidup-hidup karena dianggap penjelmaan iblis.
19.  Ibnu Sina membahas dalam Canon of Medicine tentang manfaat red wine memperkuat jantung. Tahun 1940-an, dunia kesehatan Barat membenarkan hal ini dengan adanya antioksidan fenolik bernama resveratrol yang terdapat dalam red wine. Resveratrol baru terpublikasi baik di dunia kesehatan pada tahun 1990-an.
20.  Di Canon Ibnu Sina membahas tentang sifat etanol yang dapat membunuh mikroorganisme. Setiap kali hendak meracik obat atau menangani pasien, ia selalu mencuci tangannya dengan khamr—sebab isolat etanol belum ditemukan pada masanya.
21.  Sebagian metode pengobatan Ibnu Sina menggabungkan unsur metode Unani (bahasa Arab untuk Yunani) yang saat itu hampir punah; dan pengobatan India serta nabawiyah. Kini metode Unani yang dijelaskan Ibnu Sina mulai digunakan kembali oleh orang-orang Barat sebagai salah satu metode kesehatan alternatif seperti halnya yoga.
22.  Ibnu Sina memiliki kebiasaan berwudhu dan sholat sunnah 2 rakaat setiap kali ia menemukan jalan buntu meneliti atau menulis. Menurut pengakuannya, seringkali ia menemukan inspirasi kembali setelah sholat, atau dalam mimpi tidurnya.
23.  Ibnu Sina di samping jagonya logika, otak kanannya tidak kalah hebat. Ia juga adalah penyair, jago main alat musik dan bernyanyi. Bahkan ketika ada kuliah malam, Ibnu Sina selalu menyempatkan break sejenak di mana para mahasiswanya bisa bermain musik dan bernyanyi di dalam kelas.
24.  Kelebihan unik Ibnu Sina adalah kemampuannya menulis dan membaca sangat cepat. Ia bahkan bisa menulis dengan tulisannya tetap rapi di atas punggung kuda yang berjalan cepat.
25.  Sejak kecil, Ibnu sina telah mendapatkan homeschooling dari banyak guru, dan ia tak malu berguru ke siapa saja. Ia mengaku semasa kecilnya mempelajari aritmatika dari seorang tukang sayur India – bahkan menyelinap ke pesantren seorang guru Persia untuk belajar ramuan obat. Hingga ia tua pun ia masih suka berguru ke banyak ilmuwan, salah satunya ahli fiqh terkenal Al-Farabi.
26.  Di umur 18 tahun, Ibnu Sina telah menjadi ilmuwan fisika yang reputasinya dihormati dan dosen (bukan asdos loh…)
27.  Di Asfahan, Ibnu Sina pernah dipenjara 4 bulan karena fitnah lawan-lawan politiknya. Sebelum itu, ia memang pernah menjabat sebentar di pemerintahan dan karena kinerjanya sangat bagus, banyak yang dengki padanya. Namun di dalam penjara, Ibnu Sina malah menghabiskan siang-malamnya untuk menulis buku yang kemudian menjadi salah satu masterpiece-nya sepanjang masa, Asy-Syifa. Asy-Syifa membahas banyak cabang ilmu mulai dari metafisika, geometri, musik, medis, sampai fisika. Keluar dari penjara, ia memutuskan bahwa politik bukan untuknya dan segera pergi mengembara hanya dengan pakaian melekat di badan, sedikit uang, dan setumpuk buku.
28.  Sebelum menetap di Gorgan, Ibnu Sina pernah menyembuhkan pangeran Al Mansur ketika semua dokter di daerahnya menyerah. Pangeran itu menanyakan imbalan apa yang diinginkan Ibnu Sina : apakah uang? tanah? istana? Ternyata Ibnu Sina menjawab ia hanya ingin tinggal di perpustakaan Pangeran itu selama beberapa hari untuk melahap ilmu dari buku-bukunya.
29.  Ibnu Sina pernah membuat tersinggung seorang pejabat setempat dengan menyindir kebiasaannya yang fanatik mazhab dan sukuisme. Pejabat ini pun marah-marah sambil mendatangi rektor universitas tempat Ibnu Sina mengajar, “pecat saja dia!”. Namun rektor itu menjawab dengan tegas, “saya tidak akan pernah memecat Ibnu Sina. Dia adalah seorang jenius dan saya percaya bahwa beratus-ratus tahun setelah kita tiada, karyanya akan tetap bersinar”.
30.  Menjelang kematiannya, Ibnu Sina sempat menyatakan keinginannya untuk meneliti cara mengisolasi mikroorganisme. Namun ajal mendahuluinya, sehingga tidak sempat.

    31.  Ibnu Sina sangat workaholic. Ia menghabiskan sepanjang siangnya meneliti di lab, mengajar, atau menangani pasien, dan sepanjang malam ia belajar dan menulis buku serta jurnal. Bahkan sekretarisnya, Al Jauzakani, menyatakan bahwa Ibnu Sina meninggal karena kelelahan. Saat ia mendapat teguran dari temannya mengenai kebiasaan workaholic ini, Ibnu Sina menjawab “saya memilih umur pendek yang penuh makna dan karya, daripada umur panjang yang hampa”.
    32.  Karena sifat workaholic dan mindsetnya yang mendahulukan ilmu di atas segalanya, Ibnu Sina tidak pernah menikah seumur hidupnya. Menjelang meninggal, ia mendatangi setiap orang yang ia pernah sakiti untuk meminta maaf, dan hartanya ia bagi-bagikan untuk fakir miskin.
    33.  NASA menamakan salah satu kawah di bulan dengan nama Avicenna. Di Barat nama Avicenna banyak dipakai untuk nama klinik, penerbit, sekolah medis, klinik pengobatan alternatif, hingga hotel dan salon kesehatan. Bahkan, UNESCO memiliki ajang Avicenna Prize untuk mereka yang berjasa di bidang penelitian. Sebuah spesies bakau pun dinamai Avicennia, untuk mengenang jasanya.
34.  Beberapa “murid jarak jauh” atau orang-orang yang banyak menerima pengaruh dari Ibnu Sina, hingga ratusan tahun setelah ia meninggal : Imam Ghazali, Umar Khayam, Ibnu Rusydi, Vincent de Beauvais, Isaac Newton, William Harvey, Thomas Aquinas, Galileo Galilei, Albertus Magnus, Rene Descartes, dan Jean Buridan.

Sumber :
Psikologi Ibnu Sina (Ahmah Fuadi Al Ahwani ) Pustaka Hidayah
http://theopage.net/2011/02/14/30-fakta-unik-ibnu-sina-yang-jarang-diketahui-orang/
 http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-ibnu-sina.html

No comments:

Post a Comment